Rabu, 16 November 2011

artikel SAINS


Robert Perry
Teknologi penangkap karbondioksida saat ini menjadi penting mengingat pemanasan global yang terjadi membutuhkan teknologi yang mampu mengurangi emisi gas tersebut ke dalam atmosfer. Hanya saja teknologi yang ada saat ini masih mahal dan tidak efisien.
Dalam Pertemuan Nasional ke-239 American Chemical Society (ACS), Robert Perry dan rekan kerjanya memaparkan bahwa pembangkit listrik batubara merupakan sumber emisi CO2 terbesar. Dari 8.000 pembangkit listrik batubara yang ada di Amerika Serikat, sebanyak 2,8 milyar ton CO2 dilepas ke atmosfer setiap tahunnya. Belum lagi dari 50.000 pembangkit listrik serupa dari seluruh dunia.
Berangkat dari hal tersebut, Robert Perry, seorang ahli kimia bekerja sama dengan GE Global Research di Niskayun, New York, mengembangkan sebuah material yang dalam pengujian skala laboratorium mampu menyerap lebih dari 90% CO2 yang ditambahkan ke dalam sistem.
Aminosilikon, material yang bisa ditemukan dalam produk shampo perawatan rambut, pelembut pakaian atau pun plastik fleksibel yang tahan terhadap suhu tinggi tersebut dikembangkan lebih jauh. Material yang berbentuk larutan tersebut, rencananya akan diuji untuk menyerap CO2 dan kemudian memindahkannya ke sebuah sistem yang berfungsi memisahkan CO2 dari aminosilikon. Larutan aminosilikon selanjutnya akan didaur ulang untuk bereaksi kembali dengan gas dari cerobong asap.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar